Jumat, 19 Juli 2013

BIOTERRA



 

PROBIOTIK AMPUH ATASI FLU

Penyakit yang paling sering kita alami adalah flu atau influenza. Ada yang setiap tahun mengalaminya, ada yang beberapa bulan sekali, bahkan ada yang lebih sering daripada itu. Penyebab flu pun beragam, bisa karena perubahan cuaca, kelelahan, atau yang paling sering tertular dari orang lain. Yang jelas, kita terjangkiti flu apabila daya tahan tubuh kita lemah.

Kendati kerap dianggap penyakit ringan, flu tetaplah suatu hal yang tidak menyenangkan. Flu dapat mengganggu kinerja dan aktivitas. Terlebih lagi bila flu disertai demam, batuk, atau sakit lainnya. Bahkan seiring bertambahnya waktu, virus-virus flu bermutasi menimbulkan berbagai varian penyakit flu yang membahayakan.

Nah, apa sebenarnya flu? Bagaimana melindungi diri darinya? Dan bagaimana mengatasinya? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

TERAPI KOLESTEROL DENGAN PROBIOTIK

TERLALU BANYAK DUDUK BERISIKO PENYAKIT DAN KEMATIAN

AJAIBNYA KEKEBALAN TUBUH KITA

MENGENAL SISTEM IMUN

Dengan ditemukannya mikroskop sekitar dua setengah abad yang lalu, para ilmuwan mendapati bahwa manusia hidup bersama banyak sekali makhluk kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Makhluk ini ada di mana-mana, bahkan di udara yang kita hirup dan benda apapun yang bersinggungan dengan permukaan tubuh kita. Makhluk-makhluk ini ternyata juga dapat berpenetrasi memasuki tubuh manusia.
Untuk melindungi tubuh dari makhluk-makhluk tersebut, khususnya yang berpotensi membahayakan atau mikroba patogen, Allah SWT menetapkan suatu mekanisme yang dikendalikan oleh sistem pertahanan. Sistem ini melindungi tubuh dari semua jenis penyerang dan benda-benda asing yang mencurigakan. Ia bekerja siang malam dengan penuh ketekunan untuk melindungi tubuh yang dilayaninya.
Sistem pertahanan tubuh manusia meliputi beberapa departemen. Salah satu departemen yang paling menonjol adalah sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Sistem imun akan melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya dalam melindungi tubuh akan berkurang sehingga menyebabkan patogen. Beraneka macam virus dan bakteri jahat akan berkembang dalam tubuh. Bahkan fungsi sistem imun yang terhambat dan melemah juga dapat meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker.

MINUM SUSU BISA TIDAK MANFAAT, KENAPA?

TUMBUH BERSAMA CINTA IBU

Pernahkah kita berpikir, bagaimana bayi yang sangat lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa tumbuh menjadi seorang anak yang lucu, kemudian menjadi sosok dewasa yang kuat, dinamis, dan penuh vitalitas? Siapakah yang menjadikannya seperti itu? Dirinya sendiri? Orang-orang di sekitarnya? Atau, siapa?

Tampaknya tidak mungkin seorang bayi atau anak kecil bisa mengurus diri sendiri. Harus ada satu mekanisme agung yang menjadikannya mampu bertahan hidup dan mengoptimalkan segala potensi dalam dirinya. Sang Pencipta telah menciptakan mekanisme tersebut. Dia telah menanamkan kasih sayang dalam diri orang-orang di sekitar si anak, terutama ibu dan bapaknya. Mereka adalah wakil Allah di muka bumi, yang diberi amanah untuk memelihara dan mengasihi sosok manusia kecil yang lemah itu.
Allah ‘Azza wa Jalla telah “menyimpan” sedikit pancaran sifat rahman dan rahim-Nya di dalam hati seorang ibu. Dengan sepercik kasih sayang itulah berbagai keajaiban terjadi. Kisah-kisah heroik datang silih berganti. Seorang ibu rela bersusah payah selama sembilan bulan mengandung anaknya. Ia pun harus menanggung rasa sakit yang tidak terperikan saat melahirkan. Perjuangannya adalah antara hidup dan mati. Setelah itu, dengan telaten ia menyusui serta merawat bayinya hingga tumbuh menjadi anak-anak, remaja, lalu dewasa.
Rangkaian proses ini sangat berat untuk dijalani. Namun senyum bahagia senantiasa tersungging di bibirnya. Mengapa demikian? Seorang ibu tidak mungkin rela menjalani proses seperti itu andaikan Yang Mahakuasa tidak memercikkan “sedikit saja” kasih sayang-Nya ke dalam hatinya.
Apabila kita teliti lebih dalam, cinta dan kasih sayang ibu kepada anaknya sebetulnya lahir dan direalisasikan oleh hadirnya trio hormon ajaib. Pakar ginekologi asal Amerika Serikat, Michel Odent, menamai hormon-hormon tersebut sebagai “love hormone” atau “hormon cinta”, yang terdiri atas oksitosin, endorfin, dan prolaktin. Ketiganya bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lain sehingga muncul serangkaian “keajaiban” dalam hubungan ibu dan anak.
Oksitosin sering disebut sebagai hormon ajaib. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus yang terdapat di otak ibu. Hipotalamus sendiri memiliki kemampuan untuk mengontrol reaksi biologis dalam tubuh seperti rasa lapar, haus, naik turunnya temperatur tubuh, dan dinamika emosi manusia seperti rasa takut, marah, sedih, atau bahagia. Oksitosin juga mampu merangsang produksi susu dan menghadirkan pleasure feeling atau perasaan nikmat ketika suami-istri berhubungan intim.
Oksitosin semakin aktif diproduksi sejak seorang ibu mulai mengandung. Kadarnya mencapai puncak ketika terjadi proses persalinan yang bersifat alami. Ketika itu oksitosin akan dilepaskan oleh otak, terutama setelah terjadinya proses pelebaran serviks dan vagina yang berfungsi untuk memfasilitasi proses persalinan. Oksitosin akan memicu terjadinya kontraksi rahim selama persalinan. Pada saat bersamaan, oksitosin akan masuk ke tubuh bayi melalui plasenta yang jumlahnya akan terus meningkat sampai si jabang bayi dilahirkan.
Setelah itu tubuh ibu dan bayi akan mengeluarkan hormon endorfin secara bersamaan. Kadar endorfin akan terus meningkat pada masa akhir persalinan. Hormon ini berperan penting untuk meredam rasa sakit akibat reaksi dari kontraksi yang muncul dan luka pada vagina ibu –atau perut apabila menggunakan operasi caesar— selepas persalinan. Endorfin sangat berperan dalam menciptakan rasa ketergantungan dan jalinan emosional antara ibu dan bayinya. Hormon cinta ini terus-menerus diproduksi sampai beberapa waktu setelah persalinan. Itulah sebabnya rasa sakit yang dirasakan ibu ketika melahirkan seakan hilang dan berganti dengan rasa bahagia saat melihat buah hati lahir dengan selamat.
Setelah jabang bayi keluar dari kandungan, terjadi “kerjasama” antara oksitosin dengan hormon cinta yang ketiga, prolaktin. Jika prolaktin bertugas memproduksi susu dan distimulasi oleh isapan bayi pada puting ibunya, oksitosinlah yang bertugas merangsang kelenjar susu (mammary glands) yang ada pada diri si ibu. Akhirnya ASI pun “diturunkan” dari tempat penampungannya sehingga bisa diisap lewat puting (nipple).
Meskipun bayi memproduksi oksitosin sendiri pada saat menyusu, sang ibu juga mentransfer oksitosin pada bayi melalui ASI-nya. Kadar oksitosin ini akan tetap berada pada level tertinggi jika si ibu secara intens menyusui dan memeluk bayinya. Jumlah oksitosin yang diproduksi tergantung pada intensitas kontak antara ibu dan bayinya. Karena itulah level oksitosin yang diproduksi oleh ibu menyusui jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Kondisi hormonal inilah yang menimbulkan perasaan tenang dan bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar